Wasiat
#1 : pertama-tama, tertawalah
Di wasiat pertama,
penulis mengajak anda untuk bergurau dan menjadi seorang yang humoris. Karena
dengan bergurau, orang bisa tertawa. Sedang tertawa sendiri akan mengaktifkan
otak kanan. Bahkan sesekali tirulah akan kecil yang tertawa tanpa tahu
penyebabnya. Jika gak bisa bergurau maka tontonlah gurauan seperti OVJ sehingga
anda bisa tertawa. Sebagai mana jargonnya OVJ “yang penting bisa ketawa” . inti
wasiat pertama adalah HUMOR.
Wasiat
#2 : bermainlah dengan raja namrud
Pada
dasarnya manusia memang makhluk yang ingin bermain. Kita lihat saja industri
game mampu menyaingi industri film. Restoran McDonald terkenal dengan paket
yang berisi mainan. Inilah yang menjadi daya tarik. Beberapa presenter di tv
seperti tantowy yahya berhasil dengan acara gamenya (kuis) di tv. Hanya saja
saya tidak setuju dengan penulis yang mengatakan bahwa nabi Ibrahim bergurau
ketika menyampaikan dakwahnya kepada raja namrud. Pasal di telinga saya, nabi
Ibrahim terdengar tidak sedang bergurau. Inti dari wasiat kedua
adalah GAME.
Wasiat
#3 : tak perlu cantik, berceritalah
Membahas
tentang seorang wanita kaya raya bernama oprah winfrey. Seorang presenter yang pandai bercerita. Kita
bisa lihat juga sepak terjang JK Rowling penulis Harry Potter. Dia kaya dengan
bercerita. Dalam MLM dikatakan “mulutmu adalah omzetmu”. Bahkan dosenpun harus
pandai bercerita agar mahasiswa tak mengantuk. Di dalam buku inipun banyak
cerita yang ditulis. Mulai dari jaka tarub sampai raja namrud. Bahkan kita
lebih suka baca buku cerita ketimbang matematika. inti dari wasiat ke
tiga adalah STORY.
Wasiat
#4 : berkiaslah seperti binatang jalang
Dengan
kiasan, sebuah pernyataan akan lebih “mengigit” ketimbang dinyatakan secara
biasa dan juga lebih lama tinggal dalam ingatan. Artinya jika anda punya suatu
produk maka taglinenya adalah sebuah kiasan. Itu akan lebih mengena di hati
para calon pembeli. Terbukti di dalam alqur’an banyak sekali kiasan yang
digunakan tujuannya agar para audiens lebih bisa mencerna makna dari alqur’an tersebut.
Intinya : METAPHOR.
Wasiat
#5 : bersorak “hidup kekurang-ajaran”
Slogan
diatas adalah slogannya albert Einstein. Wasiat ke lima ini membahas tentang
kreativitas. Sebuah produk harus dibungkus dengan kreativitas agar menarik dan
tidak garing. Tanpa kreativitas maka orang akan cepat bosan. Kreativitas tak
bisa dicangkok atau dipaksakan. Bisanya hanya dipancing supaya keluar. Nah,
biasanya kreativitas itu bertolak belakang dari rutinitas sehari-hari. Artinya
agak sedikit melenceng dari biasanya. Bang ippho pun memancing keluar
kreativitasnya dengan menciptakan lagu. Intinya : CREATIVITY.
Wasiat
#6 : abaikan Gutenberg, sambutlah Spielberg
Di
wasiat ke enam, penulis membahas masalah visual. Sesuatu yang berhubungan
dengan logo, desain, keindahan. Karena visual mempunyai kesan sendiri dan lebih
mengena di hati. Oleh karena itu film lebih laris ketimbang buku. Kita bisa
lihat bagaimana steven Spielberg mengutamakan special efek tinggi di setiap
filmnya. Ya semua karena visual. Intinya : VISUAL.
Wasiat
#7 : gumamkan jingle, senandungkan lullaby
Wasiat yang
ini membahas tentang music atau jingle yang mana ketika seorang mendengarnya
maka akan tahu jingle ini milik dari sebuah produk. Music memang sangat
berpengaruh pada jiwa manusia sehingga menggabungkan produk anda dengan music
adalah tekhnik pemasaran jitu. Hanya saja saya kurang setuju dengan point yang
satu ini. Pasalnya sesuai yang saya tau bahwa music itu dilarang agama (islam).
Terkejut? Silahkan anda cari sendiri artikelnya di google. Taktik music adalah
jitu hanya saja kita ingin mencari rizki dengan cara yang halal. Intinya :
MUSIC.
Wasiat
#8 : lihatlah yang tak terlihat
Judul
mungkin seperti dukun, melihat yang tak terlihat. Tapi yang dimaksud disini
adalah intuisi. Agar sebuah produk menjadi hebat maka perlu sebuah imajinasi,
visi dan satu lagi… intuisi. Yang ke tiga ini sangat penting. Mungkin intuisi
tu seperti ilham, tiba-tiba terbesit dalam hati untuk memilih ini. Dan nyatanya
benar. Dikatakan dalam memilih pasangan juga butuh intuisi. “kayaknya nie orang
cocok ma saya”. Terus bagaimana agar intuisi jadi tajam? Terus terang saya
tidak tahu. Tapi yang saya tangkap dari bab ini adalah pengalaman dapat
mempertajam intuisi. Intinya : INTUITION.
Wasiat
#9 : urailah lima jenis sintesis
Dari 13
wasiat yang paling saya tidak pahami adalah nomor 9 ini. Apa maksud secara
pasti dari sintesis itu? Dikatakan dalam buku bahwa sintesis itu ada 5 :
generalist, crosser, tricker, connector, detector. Kelimanya bagi saya seperti
sebuah sifat manusia. Apakah sintesis itu sebuah sifat manusia? Atau mungkin
sebuah keadaan tertentu? Yang mana orang kreatif dan ingin maju harus bisa
bertahan jika berada di 5 keadaan tadi. I don’t know. Inti dari wasiat ke
Sembilan adalah SYNTHESIS.
Wasiat
#10 : jangan berkata-kata sama sekali
Kelihatannya
seperti menyampaikan tanpa berkata apa-apa. Talk less do more. Lebih tapatnya
berempati. Kita melakukan apa yang dibutuhkan orang. Seperti jargon nokia “tekhnologi
yang mengerti anda”. Seorang penjual juga harus mempunyai empati seperti harus rela
mendengarkan apa yang diinginkan pelanggannya. Tidak hanya saat menjual, saat
menulis atau menelpon juga perlu empati. Initnya : EMPATY.
Wasiat
#11 : booking tiket ke bali dan jogja
Bab ini
membahas masalah keramahtamahan. Penulis mengajak pembaca untuk beramah tamah
di manapun kapanpun walaupun menghadapi konsumen yang sulit sekalipun (udah
brapa “pun”?). keramahan adalah ciri khas orang Indonesia. Keramahan membuat
para turis rela bolak-balik ke Indonesia. Keramahan adalah kunci sukses anda.
Intinya : HOSPITALITY.
Wasiat
#12 : jangan sekedar meminta, bersyukurlah
Dalam
islam diajarkan bersyukur. Bagi orang islam jelas tidak asing dengan kata
syukur. Dalam alqur’an diarjakan agar bersykur di setiap saat bahkan ditegaskan
bahwa derajat paling tinggi orang bersyukur adalah ketika ia terkena musibah
dan bersyukur. Dalam buku “the secret” dibahas tentang masalah bersyukur
(padahal penulisnya orang barat). Bersyukur itu membuka pintu rizki, bersyukur
itu membuka pintu hikmah. Intinya : GRATITUDE.
Wasiat
#13 : akhirnya, ayunkan tongkat musa
Di
wasiat terakhir ini, penulis membahas tentang pemaknaan hidup. Bahwa kita hidup
tidak untuk mencari materi saja. Kita harus memberi porsi untuk spiritual
sehingga tidak menempatkan matrealitas sebagai nilai mutlak atau tertinggi. Ada
porsi untuk spritualitas juga. Bisa dicontohkan seorang pengusaha tidak hanya
mencari laba semata tapi juga memberi bantuan kepada anak yatim, fakir miskin,
membangun masjid, yayasan yatim piatu dan lain-lain. Disini penulis
memisalkan matrealitas sebagai tingkat harry potter sedang spritualitas adalah
tongkat nabi musa. Intinya : MEANING.